SUFIS’ UNDERSTANDING ON TWENTY ATTRIBUTES OF ALLAH IN MA'DIN AL-ASRĀR FI MANHAJ AL-ABRĀR MANUSCRIPT

In Islamic history of Palembang, manuscript has contributed to the transmission knowledge. Religious works was an achievement for Muslim scholars in past. One Palembang's cultural heritage is Ma'din al-Asrār manuscript. This text contains theological teachings. terms theology, adhered understanding nature God. As with observations on that talk about 20, it found majority his studies use Kalam Science approach (reasoning approach). different from description 20 characteristics contained The purpose study analyse how Sufis understand attributes Allah. article uses a library research, primary data source book Alih Aksara Naskah Fi Manhaj al-Abrār (MAFMA). Data collection literature study, and analysis interpretation methods. research concludes which understood by more orientated theological-sufistic, where discussion aqidah attempted feel (żauq). For example, wujud they as substance, ta’ayyunāt (entity), maẓhar (appearance), tajalliyāt (manifestation), aṡar (former or influence); qidam being not preceded even nothingness ('adam); baqā' azaliyah (a existed before something existed) aḥadiyatu'Llāh (oneness God, except Him call muqayyad (being dependent others); mukhālafatuhū li al-ḥawadiṡ denying everything human himself, many other discussion. Dalam sejarah Islam di naskah berkontribusi besar dalam transmisi keilmuan. Menulis masalah-masalah keagamaan menjadi satu prestasi bagi ulama-ulama silam. Salah warisan budaya tulis masa lampau Palembang adalah Ma‘din al-Asrār. ini memuat ajaran-ajaran teologis. hal teologis, silam menganut paham sifat Sebagaimana pengamatan terhadap karya-karya teologi yang berbicara tentang didapati bahwa mayoritas kajian-kajiannya menggunakan pendekatan Ilmu (pendekatan akal). Hal berbeda dengan uraian terdapat al-Asrār, dimana tersebut mereka memahaminya sufistik. Tujuan penelitian untuk memaparkan pemahaman ulama sufi 20. Penelitian merupakan kepustakaan, sumber primer buku Pengumpulan studi literatur, dan analisa datanya metode interpretasi teks. menyimpulkan dipahami oleh kaum lebih berorientasi pada teologis-sufistik, pembahasan akidah diupayakan merasainya Misalnya pahami zat, ta’ayyunāt, (penampakan), (manifestasi), (bekas atau pengaruh), bahkan wahm khayālī dapat dikategorikan juga sebagai wujud; tidak didahului ketiadaan sekalipun (‘adam); baqā’ aḥadiyatu’Llāh (keesaan Allah) azaliyah, selain-Nya (wujud bergantung lain); menafikan segala sesuatu hingga diri manusia itu sendiri. lain-lain seterusnya.